Senin, 21 November 2011

Mengenali kelam yang kelabu




Melihat gelap dan terang…
Kehidupan…



Pergantian sang waktu yang begitu cepat, bertambahnya hari dan pengetahuan, membuatku terdorong untuk beradaptasi dengannya, asa dan impian, cinta dan persahabatan .. tiap hari aku selalu berinteraksi dengannya.

Seindah pelangi, mungkin itu harapan ke depan .. walaupun aku tahu, setiap hari aku bergelut dengan hitam dan putih, keputusasaan dan semangat, kesedihan dan kegembiraan, kenyataan dan ketiadaan.

Perjumpaan serta perpisahan .. kosong adalah isi dan isi adalah kosong, demikian yang sering saya dengar. Dunia hanya untuk tempat kita ‘singgah’ lalu dilanjutkan untuk proses ketiadaan. Dan kenyataan, kosong dan isi adalah sama, tak ada bedanya, semua hal yang terjadi di dunia ini, di kehidupan kita ini.

Hidup bersama sang waktu, berjalan ke kanan, berjalan ke kiri, serta lurus maupun berliku. Berdetik setiap saat, tanpa memperdulikan apapun. Tak akan pernah berhenti, tanpa pernah ada peringatan dan kesempatan lagi.

Tak semudah membalik telapak tangan, meskipun setiap hari aku bersamanya. Hitam, putih, sepertinya aku masih buta, aku tak bisa melihat, gelap dan gelap rasanya. Aku butuh ‘cahaya’ untuk menerangi mataku supaya aku bisa melihat lagi, seperti awal pertama kalinya aku terlahir di dunia.

membuka mata…

melihat dunia dengan bangga

aku sapa dengan senyuman
usap tangisku yang menderu

pelan-pelan bangkit

berdiri melihat kedepan

berjalan menuruti kata
‘ sang hati ’

never die…

for my life…

until me…

be one with you…
my shine…

hanya saja…

kadang gelap di depan pupilku
masih mengitari benak ku

diantara hitam, putih dan cahaya
rasa dalam rasa

Oleh : Meisyah Hanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar