Syair Jiwaku
Mencoba menasehati dan memintaku untuk mendengar suara yg keluar bukan dari lidah ataupun tenggorokan, teriakan dan jeritan di telingakuyg seakan sia-sia...
Kini aku belajar mendengar keheningan yg bergema dan melantunkan lagu dari jaman- kejaman, menyanyikan nada langit dan menyingkap tabir rahasia keabadian,,, Ingin rasanya memuaskan kehausan dngn meminum anggur yg tak di tuangkan ke dlm cangkir-cangkir,yg belum terangkat oleh tangan dan tak tersentuh oleh bibir hingga hari itu kehausanku seperti nyala redup yg terkubur dlm Abu,tertiup angin semilir dari musim ke musim, bunga berbunga..kerinduan menjadi cangkirku,cinta menjadi anggurku dan kesendirian adalah KEBAHAGIAANKU...
Syair Jiwaku...
Mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yg tak memiliki akar, tangkai maupun bunga, yg tak pernah terlihat mata..lalu...aku mencari bau harum dalam kebun-kebun, dlm botol minyak wangi...dan tumbuh-tumbuhan...
Syair Jiwaku memberitahuku...bahwa pohon berbunga di musim bunga, dan berbuah di musim panas dan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar-benar telanjang di musim dingin..
Syair Jiwaku..menerangiku bahwa cahaya yg kubawa bukanlah cahayaku, bahwa laguku tidak di ciptakan dlm diriku, karna meski aku berjalan di atas cahaya aku bukanlah cahaya, dan meskipun aku bermain kecapi yg di ikat EMAS oleh dawai-dawaiku, aku bukanlah pemain kecapi...
''Di sana ada hari semalam dan di sana ada hari esok ''
Pada saat itu Syair Jiwaku membutuhkan teman, menganggap masa lampau sebuah zaman lenyap dan akan di lupakan, dan masa yg tak bisa kucapai...lalu akupun merasa aku sangat membutuhkan saudara-saudaraku untuk menerangiku.
Ku katakan dan ku simpan apa yg ada pada diriku , dalam kata-kata yg tak pernah ku dengar di telingaku, lalu aku MENGEMIS padaALLAH RABB ku agar memberi hidayah-Nya padaku, aku memohon pada RASULULLAH sallallahu alayhi wassalam kekasih hatiku untuk membeti safaat nya padaku, juga aku meminta pada saudara-saudara seIman ku untuk menjadi sahabat ku..
Menjaga dan terjaga seperti saat ini..
karna cinta bagiku bagaikan Jaring Lelabah di antara dua bunga, dekat satu sama lain. menjadi suatu Lingkaran cahaya di sekeliling, melingkari semua yg ada dan bertambah secara kekal.
Keindahannya seperti Titik Api yg tergulung Asap...
CATATAN:
Ucapan, ‘ya rasulullah, beri aku syafaat’ adalah perkataan yang terlarang. Jika ada yang mengatakan, ‘Bukankah Rasulullah itu memberi syafaat?’ maka jawaban sebagai berikut. Memang, Rasulullah itu memberi syafaat. Akan tetapi jangan meminta syafaat kepada beliau. Yang benar, mintalah syafaat kepada Allah. Doa yang benar, ‘Ya Allah, berilah aku syafaat nabiMu’.
Saat Kiamat terjadi, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang hidup dan bisa dimintai tolong. Karenanya, ketika itu boleh minta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan setelah beliau meninggal dan sebelum beliau dibangkitkan, tidak boleh minta syafaat kepada beliau.
Jadi ucapan, ‘ya rasulullah, beri aku syafaat’ adalah ucapan kemusyrikan karena kita tidak boleh meminta kepada selain Allah. Siapa saja yang berdoa dan meminta kepada selain Allah maka dia telah berbuat kemusyrikan
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Yang artinya, “Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” (QS Jin:18).
Lain halnya dengan berdoa kepada orang yang hidup, satu tempat dengan kita dan bisa menolong kita. Berdoa kepada orang semisal ini tidaklah syirik. Misalnya ucapan, “Wahai fulan, bantu aku untuk memperbaiki mobilku atau merawat kebunku atau memperbaiki rumahku atau beri aku pinjaman uang”. Ucapan semacam ini jika ditujukan kepada orang yang masih hidup dan satu tempat dengan kita atau beda tempat namun kita hubungi via telepon itu diperbolehkan.
Berdoa kepada orang yang sudah meninggal dunia atau orang hidup yang beda tempat dan dia tidak mendengar permohonan kita dan permintaan kita adalah perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah, maka itu termasuk kemusyrikan dan kemurtadan. Semisal meminta kepada orang yang sudah meninggal agar menghilangkan kesusahan.
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13) إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ
Yang artinya, “Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu” (QS al Fathir:13-14).
Dengan tegas dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa berdoa kepada selain Allah itu kemusyrikan.
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
Yang artinya, “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim” (QS Yunus:106). Yang dimaksud dengan orang yang zalim dalam ayat ini adalah orang yang musyrik.
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Yang artinya, “Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung” (QS al Mukminun:117). Dengan tegas dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa orang yang berdoa kepada selain Allah itu kafir.
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa dengan tegas dalam al Qur’an, Allah menetapkan bahwa berdoa kepada selain Allah dalam perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah adalah kekafiran dan kemusyrikan serta keluar dari Islam.
Akan tetapi jika orang tersebut bertaubat sebelum meninggal maka Allah pasti menerima taubatnya. Namun jika orang itu mati dengan membawa kemusyrikan maka semua amalnya terhapus dan dia termasuk penghuni neraka. [amang ikak]
Mencoba menasehati dan memintaku untuk mendengar suara yg keluar bukan dari lidah ataupun tenggorokan, teriakan dan jeritan di telingakuyg seakan sia-sia...
Kini aku belajar mendengar keheningan yg bergema dan melantunkan lagu dari jaman- kejaman, menyanyikan nada langit dan menyingkap tabir rahasia keabadian,,, Ingin rasanya memuaskan kehausan dngn meminum anggur yg tak di tuangkan ke dlm cangkir-cangkir,yg belum terangkat oleh tangan dan tak tersentuh oleh bibir hingga hari itu kehausanku seperti nyala redup yg terkubur dlm Abu,tertiup angin semilir dari musim ke musim, bunga berbunga..kerinduan menjadi cangkirku,cinta menjadi anggurku dan kesendirian adalah KEBAHAGIAANKU...
Syair Jiwaku...
Mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yg tak memiliki akar, tangkai maupun bunga, yg tak pernah terlihat mata..lalu...aku mencari bau harum dalam kebun-kebun, dlm botol minyak wangi...dan tumbuh-tumbuhan...
Syair Jiwaku memberitahuku...bahwa pohon berbunga di musim bunga, dan berbuah di musim panas dan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar-benar telanjang di musim dingin..
Syair Jiwaku..menerangiku bahwa cahaya yg kubawa bukanlah cahayaku, bahwa laguku tidak di ciptakan dlm diriku, karna meski aku berjalan di atas cahaya aku bukanlah cahaya, dan meskipun aku bermain kecapi yg di ikat EMAS oleh dawai-dawaiku, aku bukanlah pemain kecapi...
''Di sana ada hari semalam dan di sana ada hari esok ''
Pada saat itu Syair Jiwaku membutuhkan teman, menganggap masa lampau sebuah zaman lenyap dan akan di lupakan, dan masa yg tak bisa kucapai...lalu akupun merasa aku sangat membutuhkan saudara-saudaraku untuk menerangiku.
Ku katakan dan ku simpan apa yg ada pada diriku , dalam kata-kata yg tak pernah ku dengar di telingaku, lalu aku MENGEMIS padaALLAH RABB ku agar memberi hidayah-Nya padaku, aku memohon pada RASULULLAH sallallahu alayhi wassalam kekasih hatiku untuk membeti safaat nya padaku, juga aku meminta pada saudara-saudara seIman ku untuk menjadi sahabat ku..
Menjaga dan terjaga seperti saat ini..
karna cinta bagiku bagaikan Jaring Lelabah di antara dua bunga, dekat satu sama lain. menjadi suatu Lingkaran cahaya di sekeliling, melingkari semua yg ada dan bertambah secara kekal.
Keindahannya seperti Titik Api yg tergulung Asap...
CATATAN:
Ucapan, ‘ya rasulullah, beri aku syafaat’ adalah perkataan yang terlarang. Jika ada yang mengatakan, ‘Bukankah Rasulullah itu memberi syafaat?’ maka jawaban sebagai berikut. Memang, Rasulullah itu memberi syafaat. Akan tetapi jangan meminta syafaat kepada beliau. Yang benar, mintalah syafaat kepada Allah. Doa yang benar, ‘Ya Allah, berilah aku syafaat nabiMu’.
Saat Kiamat terjadi, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang hidup dan bisa dimintai tolong. Karenanya, ketika itu boleh minta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan setelah beliau meninggal dan sebelum beliau dibangkitkan, tidak boleh minta syafaat kepada beliau.
Jadi ucapan, ‘ya rasulullah, beri aku syafaat’ adalah ucapan kemusyrikan karena kita tidak boleh meminta kepada selain Allah. Siapa saja yang berdoa dan meminta kepada selain Allah maka dia telah berbuat kemusyrikan
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Yang artinya, “Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” (QS Jin:18).
Lain halnya dengan berdoa kepada orang yang hidup, satu tempat dengan kita dan bisa menolong kita. Berdoa kepada orang semisal ini tidaklah syirik. Misalnya ucapan, “Wahai fulan, bantu aku untuk memperbaiki mobilku atau merawat kebunku atau memperbaiki rumahku atau beri aku pinjaman uang”. Ucapan semacam ini jika ditujukan kepada orang yang masih hidup dan satu tempat dengan kita atau beda tempat namun kita hubungi via telepon itu diperbolehkan.
Berdoa kepada orang yang sudah meninggal dunia atau orang hidup yang beda tempat dan dia tidak mendengar permohonan kita dan permintaan kita adalah perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah, maka itu termasuk kemusyrikan dan kemurtadan. Semisal meminta kepada orang yang sudah meninggal agar menghilangkan kesusahan.
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13) إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ
Yang artinya, “Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu” (QS al Fathir:13-14).
Dengan tegas dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa berdoa kepada selain Allah itu kemusyrikan.
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
Yang artinya, “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim” (QS Yunus:106). Yang dimaksud dengan orang yang zalim dalam ayat ini adalah orang yang musyrik.
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Yang artinya, “Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung” (QS al Mukminun:117). Dengan tegas dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa orang yang berdoa kepada selain Allah itu kafir.
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa dengan tegas dalam al Qur’an, Allah menetapkan bahwa berdoa kepada selain Allah dalam perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah adalah kekafiran dan kemusyrikan serta keluar dari Islam.
Akan tetapi jika orang tersebut bertaubat sebelum meninggal maka Allah pasti menerima taubatnya. Namun jika orang itu mati dengan membawa kemusyrikan maka semua amalnya terhapus dan dia termasuk penghuni neraka. [amang ikak]
Oleh : Meisyah Hanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar