Minggu, 20 November 2011

Wanita Sholihah


__(’°•.(’°•.*¤*.•°’).•°’)__
Bismillahirrahmannirrahiim
---(.•°’(.•°’*¤*’°•.)’°•.)---

*´¨)
¸.•´¸.•*´¨) ¸.•*¨)
(¸.•´ (¸.• o0ohff sengal helaan nafasku mengiri lentik nya jari jemari , merangkai kata yg menghiasi kisi-kisi ruang hati.

Langit-langit hati menerawang jauh di tepi telaga kehidupan, Detak bergema pd jantung melewati seperempat Cahaya peradapan, menyusuri lorong2 gelap nyanyian Suka,nyanyian Duka ,nyanyianku mengarungi masa.. tertawa dan bersedih isi semesta.. dlm untaian Tasbih dan DO’A.

Sumur-sumur telah kering AIR CINTA sedang HAUS ini semakin MengGILA,hny dlm lautan TENGADAH kiranya terarah Anak panah membidik pd HATI yg gemuruh, membelah Surya menyemburkan CAHAYAnya pd kelopak mata sembab anak manusia, kian melemah merajuk bumi terendah agar tiada memburu sudut Nafas Sesak dlm dada yg berbuah Cinta di Taman Rindu dng berjuta senyum .. yaRABB..(¯`•¸•´¯) Ehmmm ..dah agak lama ndak nulis jadi semrawut tulisan ku(¯`•¸•´¯)

Berbisik suara anagin yg ingin menyampaikan sarannya pada ku tentang Waniat Sholiha.. ingin aku mengukir dan menghiasi diri yg hina dan kebencian yg seakan tak mau berhenti...

Wanita Sholihah itu….

Pandai MENJAGA DIRINYA….
Gemar melakukan PUASA…
Sholat malamnya TERJAGA…
Kata-katanya BERNADA…
Pembawaannya ANGGUN dan BERWIBAWA…

Wanita Sholihah itu……..

Pandai MENJAGA LISANNYA….
Menjauhi GHIBAH dan DUSTA…..
Pandai Menyimpan RAHASIA…….

Dia pandai MENGATUR HARTA….
Tidak suka BERFOYA-FOYA…
HEMAT dan CERMAT….. dalam BERBELANJA…

Dia MENYEJUKKAN…. DI MATA suaminya……
Selalu Riang… dan PENUH CINTA……
SANTUN dan SOPAN dalam BERTUTUR KATA….

Dia TA’AT pada Allah dan Rasul-Nya…
Dia TA’AT pada suaminya…
Dia QONA’AH dan PENGHIBA…
Dia TABAH MENDERITA…

Di pelupuk matanya berbinar CAHAYA…
Di mulutnya terlantun DOA…
Di hatinya tersimpan… ”MUTIARA”

Wanita Sholihah itu,
Hatimu tentram ketika MELIHATNYA…
Jiwamu senang ketika MEMANDANGNYA…
Perasaanmu gembira ketika mendengar PENDAPATNYA….

Dialah PERHIASAN TERINDAH di dunia….
Penghias KEHIDUPAN suaminya.

Lalu ingin ku suguhkan Hal2 terindah yg takkan pernah terlupakan..

yaRABB*´¨)
¸.•´¸.•*´¨) ¸.•*¨)
(¸.•´ (¸.•

Jelmakan ayumu


Kehidupan terindah atas Anugrah dan nikmat Allah... berbagai perasaan gembira,bahagia, sedih ,duka dan lara adalah rentetan kehidupan yg tak pernah terpisahkan diantara jarak dan waktu yg mengalir bagai Air...seluruh... Aliran darah memberi gelora ke sekujur tubuh... berjuta rasa melintas pada yg memberi kelembutan, senyum ,Akhlaq... untuk menggenggan Rindu kekasih Hati di atas Sajadah...menunguti benih-benih yg masih tersisa dan ingin kuSUCIkan dng Air dr Rahmad dan Ridho-Nya... lalu menghantar senyum dngan jiwa raga dalam untaian TASBIH di hiasi dngan setetes air mata dlm tunduk sujud pd sang pencipta QALBU.


Betapa sekelumit ujian melemahkan ku... timbunan kesah,dumalan dan prasangka yg diiringi serapah panjang telah menjadi warna keseharian dan keterpedayaan yg begitu mudah menjerat.... ingin sekali sekokoh batu karang yg tetap bertawaka...l di hempas gelombang... tdk menimbun diri dlm sejuta Alasan peradapan tetap BERSABAR ”Sesungguhnya hanya orang-orang yg sabarlah yg akan di beri pahala tanpa batas (Qs. Az-Zumar:10)”... Biarpun panas membakar biar aral merintang ingin Mekarkan taman Hati seindah Purnama.. diam tak banyak bicara, tp pelitanya menyapa siapa saja... yaRabb

Kemulian gelaran AYU bagi seorang perempuan atas nilai perjuangan yg sempurna, nilai sentuhan kelembutan yg istimewa atas Jundi-jundi Allah yg terlahir dari Rahim...dngan kodrat nya tanpa mengumbar akan dirinya dan tetap menggenggam erat... Hijab sebagai penutup...tak ada suatu musibah apapun yg di berikan kpd seorang muslimah yg tetap sabar dan menjaga tubuhnya kecuali menjadi timbangan kebaikan pd hari Nanti ”Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya( Qs. AN-NUR:31)”...yaRABB

yaAllah huRabb... jadikanlah tasbih sebagai lipstik di bibirku, airmata taubat sbagai pelentik bulu mataku, Malu dan Akhlaq sbgai perhiasanku, Taqwa sbgai pakaian terindahku, Tulus ikhlas sbagai Rasa Syukur ku ... Amiin yaRabb
 

sendu [puisi]

Kalau kau lihat bulan purnama malam ini
Bawakan akau sepintal benang
Kan ku rajut dua jiwa jadi satu hati
Mengisi malam sampai pagi tenang

Pagiku...apa kabarmu
Mana mentari titipanku malam itu

Untuk hangatkan jiwa yang sedang sendu

cairkan rasa haru, untuk para pahlawanku...

Getir rasa madu dibibir
Atau bibir tak lagi berlendir
Ah tidak...kau bukan orang yang pandir
Mata sakit, bunga indah pun dicibir

Amang ikak
[10 November 2011]

Lelucon


Selama dunia belum tamat, cerita akan terus berlanjut

Terus bersambung dari episod ke episod 

Tokoh dagelan akan terus bermunculan

Mengisi dan mewarnai panggung sandiwara

Bergaya menagis padahal hati tertawa

Tersenyun sinis menatap pongah

Hati terbelit nafsu dunia

Harta….

Tahta….

Wanita….

Menuju puncak tak peduli siapapun diinjak

Ditendang siapa menantang

Disayang manja bagi anjing penjilat

Episod demi episod pun berlalu

Jangan takut akan ada cerita baru

Dengan kebohongan

Dengan tawa kosong

Dengan lelucon.

Amang ikak

[13 Juni 2011]

Buah jatuh tidak jauh dari pohonya..?


Sebuah cerita diangkat dari kehidupan nyata.

Malam belumlah larut saat lelaki itu pergi meninggalkan rumahnya, dengan sepeda ontanya lelaki itu  melaju menembus dingin malam, menyibak remang-remang cahaya rembulan dijalanan persawahan.  Sebatang rokok tengwe terselip di pinggir bibirnya, matanya tajam menelisik kedepan, tangan kekarnya berhati-hati memegang setang sepeda dari jalan yang licin karena hujan gerimis sore tadi.

Sejenak lelaki itu menghentikan kayuhan sepedanya di sebuah kolong,  diambilnya senter modifikasi dengan  lima buah batree ABC didalamnya, sejurus di nyalakan senter itu untuk mengamati aliran air yang lewat di kolong itu,  ada yang aneh dengan aliran air di kalen ini, seharusnya jam segini air itu sudah sampai di kolong ini. Ya..malam ini giliran sawah Hj Ruwah untuk diari, janda tua yang sawahnya ada diujung deket pekuburan umum.

Lelaki itu turun dari sepeda, diletaknya sepeda di pinggir galengan lalu mencabut sebilah celurit yang konon asli dari Madura, lalu berjalan menelusuri kalen  sambil menyelidik gerangan penyebab air tidak mengalir.  Pekerjaan lelaki itu memang terkesan keras, betapa tidak selain sebilah celurit itu ia juga memiliki beberapa “peggangan”, ya..peggangan berupa jimat-jimat. Kerasnya persaingan untuk mendapatkan air irigasi (terutama di musim kemarau) membuat ia sedikit memperkuat diri dari ancaman perkelahian, sabotase, dan pertentangan antar pemilik sawah.

 Pernah sekali waktu di tunjukanya jimat-jimat itu pada rekanya, rekan disawah sekaligus pemilik sawah. Ada sepasang kul buntet berwarna putih susu, sebuah batu semar mesem berwarna merah marun dan sebatang  besi kuning sebesar jarum jahit. Menurutnya benda-benda inilah yang masih bisa membuatnya bertahan ( dan nanti karena sebab hilangnya jimat ini kemudian ia mengundurkan diri sebagai pengatur air) bekerja sebagai pengatur air di desa ini, sebuah gengsi pekerjaan yang luamyan elit untuk sebuah desa kecil yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian bersawah. 

Langkahnya terhenti disebuah persimpangan kalen, tidak heran jika air yang seharusnya kebawah justru  tidak mengalir karena di sumbat dan dialirkan ke arah lain. Tanpa pikir panjang di tebasnya  dengan cluritnya batang-batang pisang  yang digunakan sebagai penyumbat kalen itu, sehingga air mulai mengalir deras kebawah, ya… kebawah kearah sawah Hj Ruwah yang padinya hampir manguning karena tanahnya kering kekurangan air.

=====================

Dialah bapaku, yang telah berjuang sepenuh tenaga untuk menghidupi aku, emak dan tiga kakaku. Dan sekarang (tepatnya sejak beberapa tahun lalu) aku sadar, ada kesalahan fatal yang telah dilakukan oleh bapaku. Percaya kepada benda-benda yang disebut jimat, adalah salah satau perbuatan syirik yang bisa menghapuskan amal seseorang.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

 “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat, tiwalah2 itu termasuk perbuatan syirik.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, dan beliau menshahihkannya)

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)

Ini bukanlah hal remeh, tututan hidup sangat besar pengaruhnya terhadap penurunan kualitas keimanan seseorang. Bapak sangat ingin anaknya sekolah tinggi, sehingga tidak hanya menjadi buruh tani, meski sekrang aku  tau apapaun pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sendiri adalah rejeki yang paling baik.
Dan masa itu telah berlalu, semoga sekarang bapak menjadi lebih baik dengan bimbingan kakak ketigaku, aku si bungsu hanya bisa menyebut namanu di setiap do’a ku, semoga Alloh mengampuni kesalahan bapak dimasa yang lalu.

“ Allohummagfirli waali waa lidayya war hamhuma kamaa Robayaani Shoghiiro”

Catatan: 

Cerita ini sengaja saya angkat kepermukaan bukan untuk membuka aib bapaku, akan tetapi sebagai ibroh bahwasanya sejelek apapun orang tua ingin anaknya lebih baik dari dirinya atau minimal tidak menjadi seperti dirinya. Dan juga perkataan orang “buah jatuh tidak jauh dari pohonya” tidaklah menjadi patokan baku dalam menilai kehidupan seseorang.

Abu Hatim
[28 Maret 2011]

Ga suka kopi



Sedikit kau hirup sebelum

Kau tumpahkan kopi panas itu

Terlalu manis, aku tidak suka kopi manis

Itu teriakmu

Kemaren hampir kau lempar 

Pemilik warung ini karena kopi

Yang kau pesan pahit seakan tak bergula

Apa maksud hatimu

Selaeramu berubah seperti berubahnya 

Harga sembako di pasar pembangunan

Sekarang naik besok turun

Nikmati saja kopi itu

Usah kau hiraukan selera lidahmu

Toh sama saja setelah lewat kerongkonganmu

Terlebih jika sudah terbuang 

Bercampur air got dibelakang warung kopi ini.

Amang ikak

[14 Juni 2011]